top of page
Search

Ambisi

Writer's picture: Nindy DorothyNindy Dorothy


Ketika itu, suatu malam yang dingin, terbungkam dalam bisu, dan aksara yang tertahan. Imaji bermain dengan beberapa peran lalu menciptakan visual yang indah. Aku berdiri pada sudut tajam, menatap manusia lalu lalang dengan riuhnya, tidak ada saling sapa yang menghangatkan, semua terasa sangat dingin. Walaupun saat itu mentari terik berpendar, namun keacuhan yang menjadi budaya, membekukan frasa. Perangkat teknologi dan kecanggihannya memisahkan banyak hal, hingga lupa bagaimana untuk berbicara, sejenak menghangatkan suasana yang perlahan membeku.

Seperti keledai yang diperbudak oleh tuntutan perekonomian. Terukir jelas, pada raut wajah mereka definisi tentang kekhawatiran yang sungguh luar biasa, pada akhirnya ada satu hal sederhana yang terlupakan dari benak mereka, yaitu melewati waktu yang ada, tanpa mampu menikmatinya. Adakah nilai tukar yang lebih layak dibandingkan kehilangan waktu untuk merasakan suka cita, dalam sederhana yang telah dirancang oleh alam semesta yang berkolaborasi dengan jagat raya?

Mari kita sebut dengan ambisi. Setiap insan bernyawa dan berpola pikir pasti memiliki ambisi yang melekat pada nadi, untuk meraih apa yang menjadi keinginannya, tersusun rapih selama hitungan ribuan hari berlalu. Dan ambisi-ambisi tersebut tertuju pada hitungan skala nominal.

Menampik kemunafikan, ambisi bersenyawa dan mengalir dalam kehidupan ku. Namun mungkin sedikit berbeda dari kebanyakan, hal utama untukku adalah bagaimana menciptakan harmonisasi dengan alam semesta. Perhitungan nominal pasti ada di benakku sebagai budak perekonomian, bukan itu yang menjadi tolak ukur untuk melanjutkan perjalanan hidup. Semesta telah mempersiapkan segalanya, lalu akan memberikan apa yang sudah menjadi kebutuhan manusia bernyawa, hanya saja keinginan berbanding terbalik dan tak heran bila membangkitkan ambisi.

Tidak sedikit yang meraih ambisi dengan cara yang tidak sewajarnya, menjatuhkan tanpa ingin dijatuhkan, apakah itu deskripsi dari makna sebuah keadilan yang sejati? It doesn’t make sense at all!! Syaraf-syaraf ketegangan yang dengan mudahnya memutuskan pemikiran positif, terbengkalai, lalu rusak termakan oleh iming-iming duniawi.

Dear whoever you are, don’t waste your precious time to knock down other people. Do you forget how to live a life, to be truly live? It isn’t about how much money you earn, it’s about how to cherish and share joy each other, to be a real human being. In the end, we do not bring what we’ve got to be buried with. All we bring are everlasting memories and what impression that left.

Tidak ada salahnya menciptakan lentera, menerangi kebenaran bersanding dengan keberanian untuk bertindak sebagaimana mestiya kesatria dalam memerangi ketidakadilan. Mengawali dari hal-hal yang sederhana, memberikan harapan pada hati yang gelap agar tetap bercahaya, menciptakan terang sejati, selama kesempatan itu masih ada.

0 views0 comments

Recent Posts

See All

Sang Intuisi

Ada perbincangan senyap melampau jauh ke dalam lubang hitam tanpa akhir. Menembus batas dimensi, liar berkelana menemukan segala...

Distorsi

KELANA 4

Comments


Post: Blog2_Post
bottom of page